Self Healing: Berdamailah dengan Hati

Terkadang orang sulit menerima bahkan mengakui apa yang kurang. Tapi pernah kah berpikir apa yang terjadi dibaliknya hingga ia menjadi seperti sekarang? Apa yang membentuknya dan bagaimana mengatasinya?

Sulit memang untuk orang lain menerima, bahkan diri sendiri pun. Seringkali, akhirnya kita jadi terjebak dalam masa yang menjadikan kita menjadi lebih buruk. Tak hanya untuk diri sendiri maupun orang lain. Hingga pada akhirnya kita dihadapkan pada kenyataan yang memaksa kita untuk menjadi lebih baik dan harus lebih tepatnya.

Banyak hal mempengaruhi kenapa pada akhirnya ia menjadi seseorang yang asing untuk sebagian, penuh keragu-raguan untuk sebagian dan lainnya.

  • Trauma masa lalu, seringkali orang justru mengabaikannya. Padahal ini yang paling berpeluang besar. Mereka hanya berpikir jika saatnya tiba akan mengerti sendiri. Salah. IMO, justru orang itu perlu pengertian. Orang yang tadinya sumbang justru perlu pendekatan bukan menyuruh mereka makin berpikir keras dan menerka nerka apa yang terjadi lalu bertindak kejauhan. Itulah yang pada akhirnya menciptakan rasa takut, tak percaya, mudah marah karena kekesalan yang sudah menumpuk dan tak pernah ada jawaban dari semua pertanyaannya. Mereka menjadi terbiasa larut dalam pikiran-pikiran yang mereka ciptakan sendiri.
  • Hubungan yang buruk dan tidak adil, ini menjadikan orang tersebut makin jatuh dan merasa tak berguna. Merasa terasingkan. Apalagi jika ditambah dengan hubungan buruk dimana ada setiap momen ia merasa ada banyak hal yang menyakitinya tanpa ia mampu mengungkapkan bagaimana semestinya. Ah sudahlah, itu terlalu rumit untuk mereka pahami. Karena sebagian hanya mencerca bukan menanyakan lalu memahami setelah mendapat jawaban.

Akibatnya, orang tersebut menjadi terbiasa. Terbiasa akan kebohongan mungkin, terbiasa diabaikan, terbiasa dengan segala hal yang diucapkan secara emosional, terbiasa menjadi orang yang tak peduli dengan sekitar karena mereka pun merasa diperlakukan demikian. Tidak semua memang. Banyak hal positif yang selalu ia lakukan. Namun jika mengingat hal yang dapat menyakitinya, itu akan mengembalikan semua rasa sakit dan lagi itu memicu untuk bertindak yang tidak semestinya. Karena ia tidak terbiasa bercerita yang menurutnya percuma, tidak mendapatkan ulurkan tangan perhatian yang dengan sabarnya menanyakan apa yang membuatnya gelisah. Pada akhirnya, jika sudah sampai puncaknya maka hanya amarah yang keluar. Tapi apakah sadar? TIDAK. Siapapun itu, sulit untuk menyadari semua jika belum berdamai dengan diri sendiri.

Hingga suatu saat dihadapkan lagi dengan keadaan yang membuatnya makin terpuruk. Itu sama saja kau membuka luka yang masih basah dan entah kapan keringnya.

Self healing,

Pada akhirnya itu yang harus dilakukan. Jika tidak dimulai dari sendiri memang sepertinya sulit. Kamu harus sadar bahwa hidupmu tak selamanya tentang bagaimana menyenangkan mereka tetapi dirimu sendiri pun. Bagaimana orang lain bisa menghargaimu jika kamu sendiri tidak menghargai bahkan mencintai dirimu sendiri.

Pergi jauh dan putus kontak, memang perlu untuk menjauh sejenak dari mereka yang selalu menjadi bayangan akan sakit itu. Memberi jeda sedikit untuk bisa lebih memahami diri sendiri. Bukan menjauh lalu meninggalkan mereka.

Mendengarkan kajian, banyak banget di youtube kajian islami yang pada akhirnya membuka mati hati. Dan percayalah, yang terjadi sekarang itu adalah cara Allah untuk menjadikanmu lebih baik lagi. Setidaknya dengan belajar lagi akan membantumu untuk berhenti menyalahkan diri sendiri. Otomatis untuk peningkatan iman.

Mendengarkan musik oxytron quantum, seperti musik instrumental yang memiliki banyak manfaat untuk membuatmu makin relaks. Ini macam meditasi dengan hipnoterapi sepertinya. Coba saja dengarkan, tak hanya hati dan pikiran tapi tubuh pun akan ikut merespons. Dan terima kasih untuk yang sudah mengenalkan musik ini.

Me time, lakukan  apapun itu termasuk hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Namun ketika hati masih merasa penuh gejolak, tak masalah jika pada akhirnya menangis lagi dan lagi dalam kesendirian. Setidaknya ada emosi yang tersalurkan hingga mengurangi sedikit beban.

Berdamai dengan hati dan keadaan, hal yang paling sulit memang. Tetapi ini yang paling utama. Mencoba untuk memaafkan diri sendiri, menerima segala hal yang ada dalam diri lalu menerima sekitar dengan lapang dada bahwa hidup ini bukan sekedar hanya kau yang ada di dunia. Banyak pasang mata dan kepala yang harus kau jaga dan pahami. Lalu tidak menuntut untuk mereka mengerti kau, sebaliknya coba kau pahami mereka dari sisimu hingga membawa positive vibes ke dalam hidupmu. Meskipun kamu sendiri tahu apa yang menjadikanmu kembali merasakan sakit adalah bukan murni kamu penyebabnya. Ada kontribusi dia atau mereka. Namun lagi, tak perlu mencari pembenaran lalu menyalahkan. Meski lukamu terbuka menganga sekalipun tergores pengkhianatan. Cukuplah mencari pembenaran lalu menerima. Selebihnya biarkan tanganNya yang berkerja.

Percaya dengan takdirNya. Upgrade your self and let the past go!

Hingga pada akhirnya kamu menjadi yakin akan dirimu sendiri. Terima masa lalu dan terus perbaiki untuk ke depan yang lebih baik. Jangan pernah membandingkan apalagi dengan berandai dulu dan sekarang. Dulu dan sekarang adalah dua waktu yang berbeda. Berhenti melihat dari kacamatamu untuk melihat orang lain. Baik dan buruknya mereka itu urusan mereka. Cukuplah terima dan evaluasi yang dulu hingga mampu menciptakan sudut pandang baru dari dan untukmu sendiri untuk melangkah ke depan. Tak perlu menuntut mereka memahami bahkan menggenggamnya agar tak pergi meninggalkanmu. Yang sayang tulus padamu akan datang dengan sendirinya kepadamu untuk membantu menyembuhkan luka itu, bukan pergi. Mungkin memang bukan sekarang tapi tunggu saja hingga saat itu tiba sambil terus memperbaiki diri untuk menyambut dia yang terbaik untukmu.

Sekian dan terima kasih 🙂

signature

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.